BEKAL ‘MUDIK’ KE RABBUL ‘ALAMIN

Posted on September 5, 2010

0


By.Jalaluddin Rakhmat————
Sudah puluhan lebaran (Idul Fitri ) kita lewati,sebanyak bilangan Ramadhan yang kita alami.Sering lebaran kita jadikan tonggak-tonggak penting dalam kehidupan kita .Setiap tahun lebaran datang menjenguk kita,membawa kisah suka dan duka.Kenanglah lebaran-lebaran yang lalu.Bukankah pernah lebaran datang ketika kita di rundung malang,diliputi penderitaan,dan di uji dengan berbagai kepedihan ?Bukankah pernah juga lebaran datang ketika kita memperoleh keberuntungan,dipenuhi kebahagiaan,dan di manja dengan berbagai kenikmatan?suka dan duka datang silih berganti. Tapi ada satu hal yang tidak pernah berubah.Setiap kali lebaran datang,ada saja di antara sanak saudara,karib kerabat,orang tua,sahabat kita yang tidak berlebaran bersama kita.Mereka tidak ikut mempersiapkan Idul Fitri.Mereka tidak ikut menggemakan takbir.Mereka tidak ikut ke masjid/ke tanah lapang.Tidak dapat kita lihat wajah mereka yang ceria.Tidak bisa kita hulurkan tangan meminta maaf kepada mereka.Tidak sanggup kita bahagiakan mereka dengan bingkisan panganan atau pakaian.Mereka sudah mendahului kita ke alam baka.Mereka telah lebih dahulu “Mudik” ke kampung yang abadi.Pada hari yang penuh berkah ini,marilah kita kenang mereka;marilah kita bacakan doa yang tulus buat orang-orang yang kita kasihi,yang hari ini tidak berada di samping kita:
Ya Allah, masukanlah kebahagiaan kepada para penghuni kubur.Tuhan kami,kasih sayang-Mu dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu.Ampunilah orang-orang yang kembali dan mengikuti jalan-Mu dan jauhkan mereka dari siksa neraka.Tuhan kami,masukanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah engkau janjikan kepada orang yang shaleh di antara orang tua-orang tua mereka,isteri-isteri (suami-suami) mereka,dan keturunan mereka.Sesungguhnya Engkau Maha Mulia dan Bijaksana.
Telah kita sampaikan doa buat mereka yang telah mendahului kita;buat mereka yang telah “mudik” ketempat asal mereka.Tahun ini mereka telah meninggalkan kita.Tahun depan boleh jadi kita memperoleh giliran meninggalkan karib-kerabat dan sahabat-sahabat kita.Hari ini kita menangisi mereka.Esok hari kita yang akan di tangisi orang.Setiap hari,maut mengepak-ngepakan sayapnya di atas kepala kita.
Ketika pulang dari Shirin,sayyidina Ali.K.W. melewati perkuburan di pinggir kota kufah.Beliau berkata seraya menghadap ke arah perkuburan.”Wahai penghuni kampung nan sunyi .Wahai penduduk yang tinggal di tempat yang sepi.Wahai orang-orang yang berdiam di kubur yang gelap.Wahai orang yang berbaring di atas tanah,yang terasing,yang sendirian,yang kesepian.Kalian telah mendahului kami.Kami insyaf Allah akan menyusul kalian.Rumah kalian sudah di tinggali orang lain,isteri(atau suami) kalian sudah menikah lagi,harta kalian sudah di bagi-bagikan .Inilah kabar dari kami.Bagaimana kabar dari kalian?”
Imam Ali k.w. kemudian menoleh kepada sahabat-sahabatnya,”Demi Allah,sekiranya Allah swt mengizinkan mereka berbicara,mereka akan berkata:Sesungguhnya bekal yang paling baik adalah Takwa.”(nahjul balaghah,”Hikam”,130).
Bekal inilah yang sering kita abaikan.Setiap hari kita bekerja keras untuk bekal mudik beberapa hari ke kampung halaman kita.Tidak pernah terpikir bahwa kita harus berusaha keras untuk bekal mudik ke tempat asal kita.Bukan untuk beberapa hari,tetapi untuk perjalanan jauh dan panjang,yang satu harinya sama dengan seribu tahun pada hitungan kita sekarang.Berapa banyak di antara kita yang membanting –tulang untuk persipan masa pensiun yang hanya beberapa tahun;tapi lupa untuk mempersiapkan masa ribuan tahun setelah ajal menjemput kita.
Tahukah apa yang terjadi pada perjalanan akhir kita,pada hari pertama kita meninggalkan dunia.Inilah apa yang di ceritakan hadis-hadis sahih kepada kita :
Pada hari terakhir anak adam meninggalkan dunia,dan hari pertama ia berada di akhirat,hartanya,anak-anaknya, dan amalnya di hadapkan kepadanya.Mula-mula ia menengok ke arah hartanya seraya berkata,”Demi Allah ,aku dahulu sangat rakus dan pelit ketika mengurus kamu.Sekarang apa yang akan engkau berikan kepadaku.”Hartanya menjawab,”Ambilah dariku kain kafanmu.”Kemudian ia menoleh ke arah anak-anaknya,”Demi Allah,aku dahulu sangat mencintai kalian dan berusaha melindungi kalian.Sekarang apa yang mau kau berikan padaku?” Lalu ia menoleh kepada amalnya ,”Demi Allah,dahulu aku enggan mendekatimu;kamu terasa berat sekali bagiku.Sekarang apa yang kau berikan kepadaku?”Amalnya berkata,”Aku akan menjadi sahabatmu dalam kuburmu,dalam padang mahsyar nanti,sampai engkau berhadapan dengan Tuhanmu”(tafsir Mizan 1:363).
Masih menurut riwayat yang shahih,bila yang di jemput maut itu kekasih Allah,ia akan di jemput seseorang yang harumnya sangat semerbak,yang wajahnya sangat indah,yang pakaiannya sangat bagus.Melihatnya saja sudah membawakan kebahagiaan.Ketika makhluk itu di tanya ,”Siapa anda?”ia menjawab,”Saya amalmu yang shaleh,saya akan mengantarkanmu dari dunia menuju surga.”
Bila yang meninggal itu orang yang berbuat maksiat,seseorang yang sangat buruk rupanya,sangat busuk baunya,duduk di sampingnya.Bila sesuatu yang menakutkan terjadi,ia menambah ketakutannya itu.Bila si mayit melihat yang mengerikan,ia menambah kengeriannya.Mayyit berkata,”Engkau betul-betul buruk.Siapa kamu sebenarnya?”Orang buruk itu berkata,”Apakah engkau tidak mengenalku?””Tidak,”jawab si mayyit.”Aku adalah amalmu.Dahulu amalmu buruk karena itulah mukaku buruk.Dahulu amalmu busuk karena itulah bauku busuk”(tafsir Al-Durr Al-Mantsur 5:128).
Pada waktu “Mudik” yang sebenarnya nanti,siapa yang akan menjemput anda dan menemani anda sejak alam kubur sampai kehadapan Allah nanti?Yang mana yang akan menyertai Anda :o rang yang berwajah indah dan menenteramkan atau orang bermuka buruk dan menakutkan !.
Al-Quran melukiskan perilaku kita ketika “Mudik” nanti.Kita pasti masuk ke salah satu golongan di antara dua.Tidak mungkin masuk golongan ketiga.Allah berfirman :
1. sudah datangkah kepadamu berita (Tentang) hari pembalasan?
2. banyak muka pada hari itu tunduk terhina,
3. bekerja keras lagi kepayahan,
4. memasuki api yang sangat panas (neraka),
5. diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.
6. mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri,
7. yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
8. banyak muka pada hari itu berseri-seri,
9. merasa senang karena usahanya,
10. dalam syurga yang tinggi,
11. tidak kamu dengar di dalamnya Perkataan yang tidak berguna.
12. di dalamnya ada mata air yang mengalir.
13. di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan,
14. dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),
15. dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,
16. dan permadani-permadani yang terhampar.
17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,
18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
19. dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
20. dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
21. Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.
22. kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,
23. tetapi orang yang berpaling dan kafir,
24. Maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.
25. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,
26. kemudian Sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. Kita tidak tahu,apakah kita termasuk”wujuhun khasyi’ah”,wajah-wajah yang ketakutan,atau wajah-wajah yang ceria gembira(wujuhun na’imah).Tapi kalau kita melihat amal-amal kita,kita akan terkejut.Kita mungkin lebih dekat dengan “wajah yang ketakutan”dari pada” wajah yang ceria”Bukankah kita sangat lalai menjalankan ibadat?Bukankah di kesunyian malam,ketika tuhan yang Maha Rahman dan Rahim menanti kita untuk menemui-Nya,kita tertidur lelap seperti bangkai?Bukankah kita berpuasa,lidah kita tetep saja menggunjingkan orang dan memfitnah saudara kita sesama muslim;mata kita selalu saja menikmati pemandangan yang di murkai Allah;tangan kita terus saja di gunakan untuk menzalimi sesama manusia,dan melakukan kemaksiatan;dan tidak henti-hentinya kita berbuka puasa kita masukan kedalam perut kita harta yang haram,harta yang diperoleh dengan merampas hasil keringat fakir dan miskin?
Nabi SAW,bersabda,”Tidak beriman kamu,kalau kamu tidur kenyang sementara tetangga kamu kelaparan di samping kamu.”
Betapa seringnya kita makan kenyang tanpa sekejappun teringat tetangga kita,bahkan saudara kita,yang pulang ke rumahnya dengan tubuh yang lesu,rambut yang tertutup debu,dan perut yang keroncongan.Betapa seringnya kita tergoda dengan barang-barang mewah,tapi tidak terharu melihat penderitaan manusia.Hati kita sudah keras.Mata kita sudah kering.Kita tidak menangis ketika tetangga kita sakit keras dan tidak sanggup berobat karena kemiskinannya,atau ketika anak yatim terlunta-lunta tanpa perlindungan ;atau ketika otak-otak cerdas di sia-siakan karena tidak sanggup membiayai pendidikan;atau ketika orang-orang yang mendapat musibah,merintih sendirian.Tidak beriman kamu kalau kamu tidur kenyang.sementara tetangga kamu kelaparan di samping kamu.
Yang lebih mengerikan lagi,kita mampu bergembira di atas penderitaan orang lain.Kita tertawa bangga ketika berhasil menipu orang yang lemah,merampas tanah orang kecil,menindas buruh yang tidak berdaya.Bagaimana mungkin kita memperoleh wajah-wajah yang ceria gembira ,kalau tangan kita berlumuran dosa! Imam Ali berkata,”bekal yang paling buruk ketika mudik adalah berbuat zalim terhadap Hamba Allah swt”(Al-Bihar 77:239).
Sambil mengenang saudara-saudara kita yang sudah mendahului kita,marilah kita renungkan bekal mudik kita nanti.Satu bulan penuh Kita mengisi siang dan malam kita untuk beribadat dan beramal shaleh.Kini,siang dan malam yang penuh berkat itu telah lewat.Padahal perjalanan kita sangat jauh dan bekal kita masih sedikit.Marilah kita bermohon kepada Allah swt,agar kita tidak menghancurkan shaum dan ibadat malam kita di bulan puasa ,dengan melalaikan perintah Allah swt dan melanggar larangan-Nya di bulan-bulan yang lain.Sebelumnya,marilah kita memohonkan ampunan kepada Allah ,agar kita betul-betul kembali kepada fitrah kesucian kita.
 
Posted in: Idul Fitri